Al-Hajj Ayat 73-74 dan Fenomena Corona

Dunia bereaksi terhadap pandemi Corona dengan jatuhnya saham, meliburkan sekolah dan pegawai pemerintahan dan belajar atau bekerja dari rumah dan pemerintah menyerukan social distancing.

Sebagian orang bertanya dengan pertanyaan yang tak terhindarkan: Bagaimana sesuatu yang begitu kecil mampu mempengaruhi begitu banyak kekuatan dan kemampuan manusia?

Allah Swt memberikan poin yang tepat:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ ۗوَاِنْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُۗ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ - ٧٣>

مَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ - ٧٤>

Artinya;

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Surat Al-Hajj ayat 73-74)

Ayat ini berbicara kepada orang-orang musyrik yang menyembah Tuhan selain Allah, ayat ini juga berbicara tentang kelemahan manusia yang tunduk bahkan pada sesuatu sekecil lalat.

Ada yang menafsirkan, “Sama lemahnya yang disembah dan lalat itu.” Masing-masing lemah, dan yang lebih lemah lagi adalah orang yang bergantung dengan yang lemah itu dan menempatkannya sejajar dengan Rabbul ‘alamin.

Corona merupakan virus infeksi yang sangat kecil yang ada dalam bentuk partikel lengkap virus (virion) yang berukuran sekitar seperseratus dari kebanyakan bakteri. Virion adalah unit struktural dari virus.

Pada dasarnya terdiri dari dua struktur penting: asam nukleat (DNA atau RNA) dan selubung protein (kapsid). Pada struktur dasar ini ditambahkan dalam beberapa kasus amplop lipid dan / atau spikula glikoprotein.

Meskipun mereka bereproduksi dan berevolusi dalam sel inang, mereka tidak memiliki karakteristik kunci yang dinilai sebagai ‘kehidupan’.

Selanjutnya, Allah Swt berbicara tentang ketidakmampuan manusia untuk memerintahkan lalat, situasi kita dengan corona tidak hanya menunjukkan ketidakmampuan kita melawan sesuatu yang lebih kecil dari lalat tetapi juga yang tanpa ‘kehidupan’!

Corona tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan penyebab gejalanya mirip flu. Sebahagian orang yang menilai epidemi global Corona hanya berdasarkan kajian ilmiah semata, mereka tidak mengaitkannya dengan penguasa segala sesuatu dan kuasa tertinggi atas alam semesta.

Mereka mungkin berdebat: Kita bisa melihat virus, tetapi kita tidak bisa melihat Tuhan, jadi bagaimana kita tahu Dia ada ?! Ada kontradiksi disini; cara mereka menguji infeksi adalah dengan menyimpulkan – mengukur reaksi tubuh terhadap infeksi, terutama antibodi yang dihasilkannya.

Dengan cara yang sama, kita bisa tahu tentang pencipta tertinggi dengan menyaksikan ciptaan-Nya dan mengenali kekuatan-Nya melalui keteraturan.

Keteraturan dalam ciptaan-Nya disebutkan dalam firman Allah Swt berikut;

الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ - ٣>

Artinya;

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”_

Masalahnya adalah “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”. Jika ukuran virus menuntut sejauh ini, bayangkan reaksi terhadap ukuran sejati Tuhan!

Bagaimana manusia lebih banyak percaya pada virus daripada entitas yang menciptakan dan mengatur semua hal, termasuk virus itu sendiri, sangat mengherankan.

Dalam konteks ini Tuhan menyatakan keterbatasan manusia dan virus yang mereka takuti, “Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah!”.

Allah Swt lebih besar dan agung dari semua yang ada, dan kepada-Nya kita akan kembali. Wallahu A’lam []

Topik :
Tafsir

Affiliate

Terkait