Energi Puasa
Di bulan-bulan yang harinya lebih panjang, saat musim panas dimana matahari membakar dan memeras peluh di dahi, saat itulah Umar bin Khatab lebih suka untuk memperbanyak puasa. Hari-hari yang panjang dengan puasa adalah hari-hari kemenangan umat Islam. Sebab perang Badar, perang Ahzab, Fathu Makkah, perang Tabuk, penaklukan Andalusia, perang Ain Jalut dan kemenangan Shalahuddin atas pasukan salib semuanya terjadi dalam bulan Ramadhan, syahrus shiyaam.
Puasa adalah nutrisi paling bergizi bagi jiwa yang lemah dan dikuasai penyakit syahwat. Puasa adalah perisai bagi pemuda yang sedang bergejolak hasrat seksualnya. Melindunginya dari bisikan-bisikan syaithan yang membawa pikiran melayang menelusuri penampakan wanita pujaan.
Tali kekang syahwat lebih kuat dikendalikan dari perut daripada makan dan minum. Saat perut berisi, maka mata dan kemaluan akan menjadi lapar. Sebaliknya, saat perut lapar, maka mata dan kemaluan akan lapar juga.
Maka, menahan hawa nafsu dari makan, minum dan berhubungan intim atau membayangkan wanita akan menumbuhkan energi iman dalam jiwa. Kondisi jiwa menjadi lebih stabil dan lebih berstamina, produktivitas meningkat, kerja lebih semangat dan karya akan lebih bermanfaat. Puasa adalah madrasah jiwa yang mampu memadamkan bara hawa nafsu, mempersempit nadi yang menjadi jalan syaitan mengalir dalam darah, mengurai sel-sel rusak, membersihkan hormon dan membangun kembali tubuh dengan sel-sel yang baru.
Puasa akan mengistirahatkan organ pencernaan sehingga lebih efisien dan penyerapan nutrisi lebih optimal. Membuat pikiran lebih tenang, nafsu lebih terkontrol dan menjadikan bau mulut seharum bau misk kesturi di sisi Allah SWT.
Puasa menjadikan pintu langit terbuka, sebagaimana firman Allah “Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku akan menolongmu (orang yang berpuasa) sekalipun setelah beberapa waktu”. Orang yang sedang berpuasa akan berada dalam kebaikan saat mereka menyegerakan berbuka dan memberkahkan sahur mereka, dan pintu ar-Rayyan akan terbuka lebar.
Puasa adalah bukti kemerdekaan dari jeratan nafsu. Dimana es kelapa begitu nikmat dan aroma tumis kangkung yang mengalirkan liur, nikmatnya sarapan dengan roti dan mentega, ditinggalkan dengan harapan diganti dengan sepotong buah di Surga.