Karunia Yang Tak Disadari

Banyak manusia yang ketika dia dibangunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di pagi hari dia lupa untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Bagi dia, bangunnya ia di pagi hari adalah sebuah kebiasaan yang sering dia lakukan dan alaminya sehingga hal tersebut merupakan hal yang biasa.

Seandainya Allah Subhanahu wa ta’ala berkehendak untuk tidak membangunkannya kembali, maka dia tidak akan terbangun lagi pada hari itu, karena hal tersebut sangatlah mudah bagi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Oleh karena itu, bangunnya kita di pagi hari adalah sebuah karunia yang patut kita syukuri, sehingga doa yang kita lantunkan ketika bangun tidur adalah:

بِاسْمِكَ اَللَّهُمَّ أَحْيَاءُ وَأَمُوْتُ>

“Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup.”

Dalam doa ini tercermin bahwa kita sudah menyerahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Apabila kita mau mengartikan secara bebas

“Ya Allah, jika engkau taqdirkan aku hidup maka semoga aku hidup atas nama-Mu dan kalaupun aku mati semoga aku mati atas nama-Mu.”

Tahukan kamu apa yang sebenarnya terjadi ketika kita tidur? Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan dalam firmanNya:

اَللهُ يَتَوَكَّلْ أَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضَى عَلَيْهَاالْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمَّى إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَأَيَتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ>

“Allah memegang jiwa orang yang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati diwaktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Az-Zumar:42)

Oleh karena itu, jika Allah Subhanahu wa ta’ala telah berkehendak, apapun bisa terjadi. Bahkan pada saat kita tertidur kita tidak terbangun lagi dan itu bukanlah suatu hal yang mustahil dan sulit untuk Allah Subhanahu wa ta’ala. Sehingga yang pertama sekali yang harus kita lakukan ketika bangun dari tidur adalah bersyukur dengan membaca doa yang berbunyi:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْر>

“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah aku akan dibangkitkan.”

Doa ini berdasarkan hadits lain yang diambil dari hadits shahih:

عَنْ حُذَيْفَةَ وَ أَبِي ذَر رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ:بِاسْمِكَ اَللَّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوْتُ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَحْيَنَا بَعْدَ مَاأَمَاتَنَاوَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ>

“Hudzaifah dan Abu Dzar Radhiyallaho ‘Anhuma keduanya berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ketika akan bangun tidur membaca bismika Allahummah Ahya wa amutu (dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati) dan apabila beliau bangun tidur membaca: “Alhamdulillahiil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur (segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah SWT aku akan dibangkitkan).” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, bangunnya kita di pagi hari adalah sebuah kesempatan yang Allah Subhanahu wa ta’ala berikan untuk kita.

Jika masih ada di antara kita yang berlumuran dosa maka Allah Subhanahu wa ta’ala beri kesempatan kepada kita untuk bertobat, jika kita masih kurang dalam amal maka hari ini Allah Subhanahu wa ta’ala beri kesempatan kepada kita untuk banyak beramal dan jika kita belum berhijrah dari yang buruk menuju yang baik maka Allah Subhanahu wa ta’ala beri kita kesempatan untuk kita berhijrah dan jadikanlah hari ini adalah hari terakhir hidup kita.

Ketika nanti kita tidur kembali belum tentu besok kita masih dibangunkan lagi. Sehingga gunakanlah kesempatan yang Allah Subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita dengan sebaik baiknya.

Jika kita berpikir bahwa hari ini adalah hari terakhir kita maka In Syaa Allah kita akan berusaha terus untuk memaksimalkan hidup kita.

Ketika pikiran itu sudah tertanam dalam diri kita, maka ketika kita melihat orang tua yang kita kasihi, kita akan membayangkan bahwa pertemuannya itu adalah pertemuan yang terakhir, sehingga dia akan berusaha semaksimal mungkin berbakti kepada orang tuanya.

Begitu juga ketika dia melihat istrinya, suaminya, atau anak-anaknya bahkan sanak saudaranya, dia akan membayangkan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan yang terakhir sehingga kita akan berbuat baik kepada mereka.

Marilah kita tanamkan dalam diri kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala . Syukur itu bukan hanya sekedar mengucapkan kalimat syukur saja tapi harus diiringi dengan perilaku kita dengan memaksimalkan kesempatan yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala berikan kepada kita.

Topik :
Nasihat

Affiliate

Terkait