Menuntut Ilmu Hanya Untuk Dunia

Surat untuk Al Buhlul

Beberapa murid al Buhlul berkata, “Ada surat untuk guru.” Al Buhlul pun membukanya dan di sana tertulis :

Dari wanita di Samarqand, Khurasan (dekat Afganistan)..

Saya seorang wanita yang telah banyak melakukan dosa, yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun. Kini, saya ingin kembali kepada Allah dan bertobat. Saya mencari seorang abid (Ahli ibadah). Lalu, saya pun diberitahu bahwa ada empat orang, salah satunya adalah Al buhlul yang tinggal di Afrika. Wahai al buhlul, saya memohon kepada engkau : Berdoalah kepada Allah agar Dia senantiasa memberiku petunjuk dalam agama ini.”

Usai membaca, surat tadi jatuh dari tangan Al Buhlul. Wajahnya tiba-tiba sedu lalu beliau menangis. Air matanya membasahi surat itu. Ia berkata, “Wahai Buhlul, orang Samarqand, Khurasan mengenalmu!! Celakalah engkau, jika saja Allah tidak melindungimu (dengan menutup aib dan membuatmu tidak diketahui).”

Cerita ini menjadi pelajaran untuk semua orang yang mencari ilmu hanya untuk berdebat; atau untuk memberikan ceramah sehingga banyak orang mengenalnya, kemudian mendekatinya untuk mengajukan pertanyaan; atau ingin dipanggil ustadz dan ia tidak suka ketika orang lain tidak memperhatikan apa yang ia katakan; atau merasa hina ketika seseorang menyebutnya orang awam.

Ini juga menjadi pelajaran bagi mereka yang menuntut ilmu, tetapi tidak berakhlak seperti apa yang mereka pelajari; bagi mereka yang berilmu, tetapi tidak meningkatkan rasa takut kepada Allah dalam hati; bagi mereka yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah hafalan dan untuk diri sendiri, dan tidak mau mendakwahkan.

Berikut ini adalah nash-nash yang berkaitan dengan nasehat bagi mereka yang menuntut ilmu tapi untuk tujuan dunia, :

Al Qur’an

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهٗ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُوْنَهٗۖ فَنَبَذُوْهُ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُوْنَ - ١٨٧>

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang Telah diberi Kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.” (QS. Ali Imran 187)

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ - ١١٠>

Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi : 110)

Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ‏.‏ يَعْنِي رِيحَهَا ‏.‏>

Abu Hurairah telah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Siapa menuntut ilmu yang seharusnya ditujukan hanya mengharap wajah Allah azza wajalla, namun ternyata ia tidak menuntut ilmu kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium bau syurga pada hari kiamat.” [HR. Abu dawud dan Ibnu Majah]

من تعلم العلم ليجاري به العلماء، ويماري به السفهاء، ويصرف به وجوه الناس إليه، أدخله الله النار>

Barang siapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, atau mendebat orang-orang bodoh, atau memalingkan pandangan manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka.” (HR. Tirmidzi)

Aqwal Salaf

Imam Asy Syafi’i berkata, “Ilmu pengetahuan itu bukan sekedar dihafal, melainkan harus bertindak sesuai dengannya.”

Imam Malik bin Dinar : “Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah ta’ala, maka ilmu itu akan menolaknya hingga ia dicari hanya karena Allah.”

Semoga Allah memenuhi hati kita dengan rahmat-Nya serta mencatat kita termasuk orang-orang yang takut kepada-Nya dan bertindak berdasarkan ilmu. Imam Asy Syafi’i berkata, “ilmu pengetahuan itu bukan sekadar dihafal, melainkan harus bertindak sesuai dengannya.” Allah akan membimbing siapapun yang dikehendaki untuk menjadi orang sukses.

Topik :
Kisah Nasihat

Affiliate

Terkait