Sang Hawariyun Pembela dan Pengikut Setia Nabi dan Umat

Az-Zubair Ibnul Awwam

Dia adalah Sahabat Az-Zubair Ibnul Awwam Bin Khuwailid Bin Asad Bin Abdul Uzza Bin Qushoy nasabnya bertemu dengan nabi pada Kakeknya yang bernama Qushoy, Ibunya adalah Shofiah binti Abdul Mutholib bibi Nabi dari jalur ibunya, Awwam bin Khuwailid adalah saudara laki-laki dari ummul mukminin ibunda Khodijah binti Khuwalid artinya Bibinya dari jalur ayahnya adalah merupakan isteri dari Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi salam

Dilahirkan di kota Mekkah pada tahun 594 M dan wafat di Kufah Irak pada tahun 656 M jika Nabi Sholallahu ‘Alaihi salam dilahirkan pada 571 M maka 23 tahun Az Zubair bin awwam lebih muda.

Ketika nabi diutus menjadi Nabi dan Rasul kala itu umur Az Zubair bin al Awwam baru berumur 17 tahun, ketika nabi Sholallahu’Alaihi wasallam meninggal dunia umurnya genap 40 tahun.

Karena keislamannya Az-Zubair bin Awwam mengalami begitu banyak dan Dahsyatnya Siksaan bahkan pernah diikat dengan tali lalu dikelilingi dengan asap hingga sesak napas oleh pamannya sendiri.

Nabi mempersaudarakan dirinya dengan sahabat karibnya Tholhah bin Ubaidillah dimana keduanya memiliki riwayat hidup yang sangat mirip dari mulai remaja sampai masing-masing wafat dalam waktu yang hampir bersamaan.

Ketika disebutkan Az-Zubair maka tidaklah lengkap tanpa menyebut Tholhah begitu juga sebaliknya.

Tumbuh menjadi seorang pemuda yang terpandang memiliki karakter fisik yang sangat kuat serta berjiwa pemberani digambarkan bahwa ia memiliki tubuh yang tinggi hingga ketika dia menaiki hewan tunggangannya maka kemudian kakinya akan menyentuh ke tanah.

Memiliki ketangkasan dalam berdagang hingga memiliki banyak harta, sangat dermawan dan gemar berinfak di jalan Allah serta tidak memiliki ketertarikan terhadap tampuk kepemimpinan.

Tidak pernah ada catatan yang menyatakan bahwa ia pernah memimpin satu wilayah karena begitu gemar dalam berjihad di jalan Allah demi memburu syahadah hingga akhir hayatnya, meninggal dalam keadaan mewariskan hutang kepada anak-anaknya.

Pesannya kepada anak-anaknya “Bila aku tak mampu membayar utang maka minta tolonglah kepada Maulana induk semang kita. Lalu ditanya oleh anaknya Abdullah : “ Maulana yang mana ayah maksudkan?

Maka jawabannya : Yaitu Allah induk semang dan penolong kita yang paling utama. Kata Abdullah kemudian: “Maka demi Allah, setiap aku terjatuh ke dalam kesukaran karena hutangnya, tetap aku memohon : “Wahai induk semang Zubair, lunasilah utangnya, maka Allah mengabulkan permohonan itu, dan alhamdulillah hutang pun dapat dilunasi “.

Memiki 7 isteri dan 20 anak yang mana 11 anak laki-lakinya diberi nama dengan nama para sahabat yang telah syahid di jalan Allah adapun isteri-isterinya sebagai berikut:

Asma binti Abu bakar, Zainab bin Martsad, Ummu Kholid binti Kholid bin Sa’id, Ar-Robab binti Unaif, Ummu Kultsum binti Uqbah, Atikah binti Zaid dan Tumadhir binti Asbagh adapun anak-anaknya mereka sebagai berikut :

Anak laki-lakinya adalah

Abdullah bin Zubair, ‘Urwah bin Zubair, Al Mundzir bin Zubair, Aashim bin Zubair, Al Muhajir bin Zubair, Ja’far bin Zubair, ‘Ubaidah bin Zubair, Amru bin Zubair, Kholid bin Zubair, Mush’ab bin Zubair dan Hamzah bin Zubair

Adapun anak-anak perempuannya adalah

Khodijah binti Zubair, Ummul Hasan binti Zubair, A’isyah binti Zubair, Hafshoh binti Zubair, Habibah binti Zubair, Saudah binti Zubair, Hindun binti Zubair, Romlah binti Zubair dan Zainab binti Zubair

Tidak banyak hadits yang diriwaytkan dari Az-Zubair bin Al Awwam diperkiran ada sekitar 7 hadits dimana 2 hadits disepakati oleh mutafaqun alaihi, imam bukhori meriwayat 4 hadits dan imam muslim 1 hadits, dan yang meriwayatkan hadits darinya adalah kebanyakan dari anak laki-lakinya yakni, Abdullah, Mush’ab, ‘Urwah, Ja’far, Malik bin Aus bin Al hadatsaani, Al Ahnaf bin Qois, Abdulah bin Aamir bin Kuroiz, Muslim bin Jundub, dan Abul Hakim Maula Az-Zubair bin Awwam

Diantara hadits Masyhur yang diriwayatkan oleh Zubair bin Al Awwam adalah

حدثنا عبد الرحمن حدثنا شعبة عن جامع بن شداد عن عامر ولفظ ابي يعلى : سمعت عامر بن عبد الله بن الزبير عن ابيه – قال : قلت لابي : مالك لا تحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم كما يحدث فلان وفلان ؟قال ما فارقته منذ أسلمت ولكن سمعت منه كلمة : سمعته يقول : ((من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار)) ,لم يقول أبو يعلى متعمدا>

Menceritakan kepada kami Abdul Rahman menceritakan kepada kami Syu’ba dari Jaami’ bin Syadad dari Aamir dan lafadznya dari Abu Ya’la : Aku mendengar dari Aamir bin Abdullah bin Az-Zubair dari Ayahnya berkata :

Aku berkata kepada ayahku : “Kenapa engkau tidak meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shollahu’alaihiwasalam sebagaimana fulan dan fulan meriwayatkan hadits? Berkata Ayahku aku tidak pernah berpisah dengan Nabi sejak aku masuk islam akan tetapi aku mendengar darinya satu kalimat yang beliau ucapkan :

“Barangsiapa yang sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya dari neraka”.

Satu ketika dia pernah keluar sambil menghunus pedang ditangannya ketika itu umurnya baru 12 tahun maka orang-orang merasa ta’jub ketika melihatnya dan berkata seorang remaja yang menghunus pedang bersama, sampai kemudian dia mendatangi nabi Sholallahualaihiwasallam Nabi pun berkata padanya : “Apa yang terjadi denganmu wahai Zubair? Maka kemudian aku mengabarkan kepadanya dan berkata aku datang kepadamu aku akan menebas siapapun yang menyakitimu.

Diantara keutamaanya

Termasuk satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk Jannah oleh nabi Sholallahu’Alaihi wasallam sebagaimana dalam sabdanya “Tholhah dan Zubair adalah tetanggaku di jannah”

Menjadi salah satu dari 6 orang yang mana ketika Rasulullah Sholallahu’Alaihi wasallam wafat dalam keadaan ridho kepada mereka, menjadi bagian tim inti majlis syuroh yang dibentuk Oleh Kholifah Umar bin Khottob dalam memilih dan menjadi calon Kholifah setelahnya, dan sang pahlawan ini menyatakan mundur dari pencalonan bersama dengan sahabatnya Tholhah bin Ubaidillah lalu disusul oleh sahabat yang lain sehingga tersisa sahabat Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholid Rhodiallahuanhum ajmain.

Mengikuti seluruh peperangan yang dilalui bersama Nabi padahal ketika itu umurnya masih belasan tahun diantara peperangan yang di ikutinya adalah perang Badar, Uhud Khusus pada perang ini Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam memerintahkan Az-Zubair bin Al Awwam dan Abu Bakar ash-Shiddiq untuk memimpin satuan pasukan dalam rangka mengejar dan menakut nakuti pasukan musyrikin Mekkah agar tidak berniat melakukan serangan kelanjutan ke kota madinah.

Bersama dengan 70 sahabat mereka berhasil dalam misi tersebut hingga kemudian turun Ayat surat Ali Imron :172 berkaitan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Az-Zubair bin Al Awwam. Begitu juga pada perang Ahzab/Khondaq,Hudaibiyah, Fathu Makkah, Hunain , Thoif , Fathu Syam, Yarmuk, Mesir dll

Ia merupakan sahabat yang pertama kali menghunuskan pedangnya di jalan Allah serta 1 dari 2 pasukan kavaleri pada perang badr pada sayap kanan adalah zubair dengan kudanya dan sayap kiri sahabat Miqdad bin Al Aswad dengan kudanya.

Rasulullah Sholallahu’Alaihi wasallam menggabungkan kedua orang tuanya sebagai tebusan bagi Zubair bin Awwam dan hal itu beliau lakukan hanya untuk Zubair .

Dari Hisyam bin ‘Urwah bin Abdullah bin Zubair dari abinya sesungguhnya Ibnu Zubair berkata kepadanya : Wahai ayah aku melihatmu membawa umbul-umbul berwarna pirang diatas kudamu pada waktu perang Khondaq, ayahku berkata apakah engkau melihatnya juga wahai anak-ku?

Akupun berkata ya, lalu ayahku berkata “Aku katakan padamu hari itu adalah hari dimana Rosululllah Sholallahu’Alaihi wasallam mengumpulkan kedua orangtuanya sebagai tebusan bagi bapakmu”. Nabi berkata “Panahlah wahai Zubair !!! bagimu tebusan Ayah dan ibuku”

Merupakan pengikut yang paling setia bagi Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam

Berkata Al Bukhori dan Muslim dari Jabir : Rasulullah Sholallahu’Alaihi wasallam berkata pada hari perang Khondaq : “Siapa yang sanggup mendatangkan padaku informasin mengenai keadaan Bani Quroidzoh ? maka kemudian berkata Az-Zubair : Saya lalu kemudian Zubair berangkat dengan kudanya, lalu datang membawa informasi tentang Bani Quroidzoh.

Lalu Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam berkata lagi untuk yang kedua kalinya maka kemudian Zubair yang menyanggupinya ia pun pergi, ketika kembali dengan membawa informasi Bani Quroidzhoh Nabi berkata untuk yang ketiga kalinya dan Az-Zubairlah yang menyanggupinya.

Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam berkata : (( Setiap Nabi memiliki pengikut yang paling setia (hawariyun) dan Hawariyku (pengikut paling setia) adalah Az-Zubair)).

Yazid bin Abi Hubaib meriwayatkan dari Martsad al Yazani sesungguhnya Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam berkata: “ Hawaryiku dari golongan laki-laki adalah Az-Zubair dan dari Golongan Wanita adalah ‘Aisyah. Pada perang Badar beliau memakai sorban berwarna kuning makan kemudian malaikat jibril dengan memakai warna yang sama menyerupai apa yang dikenakan Az-Zubair bin Al Awwam.

Sahabat yang mulia ini dimana begitu banyak jasanya bagi islam dari masa ke masa sejak bersama dengan Nabi Sholallahu’Alaihi wasallam, Kholifah Abu bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al Khottob dan Utsman bin Affan ini pada akhirnya harus terbunuh dengan keji tipu muslihat oleh bagian pasukan Kholifah Ali bin Abi Tholib yang melanggar perintah beliau pada perang Jamal yakni mereka adalah Amru Ibnu Jurmuz dan Fadholah bin Haabis dia mengabaikan seruan dari Kholifah Ali agar tidak mengajar siapapun yang lari dari medan pertempuran, tidak membunuh yang terluka serta tidak menjadikan harta ghonimah dari harta yang merupakan milik kaum muslimin yang ikut dalam perang jamal pada kedua belah pihak.

Disebutkan bahwa setelah beliau dibunuh ketika dalam melaksanakan sholat pedangnya yang begitu berjasa dirampas dan dikatakan juga bahwa kepalanya dibawa kepada Kholifah Ali bin Abi Tholib Rodhiallahu’anhu para pelaku dengan percaya diri meminta ijin untuk masuk menemui beliau yang kemudian Kholifah begitu marah dan berteriak keras sambil berkata :“ Kabarkan kepada para pembunuh anak Shofiah dengan api neraka”.

Tatkala pedang sahabat yang agung ini dihadirkan kepada Kholifah Ali bin Abi Tholib Rodhiallahu’anhu beliau sangat sedih dan begitu berduka sambil mencium pedang tersebut beliau berkata: “Pedang yang begitu banyak jasanya semoga Allah jallah wa’ala memuliakan pemiliknya yang bersama dengan Nabi berjuang dalam suka dan duka”

Sahabat Hasan Bin Tsabit sang penyair memberikan pujian dalam satu Qosidah yang begitu indah kepada sang pahlawan islam ini:

أقام على عهد النبي وهديه حواريه, والقول بالفعل يعدل>

أقام على منهاجه وطريقه يوالي ولي الحق,والحق أعدل>

له من رسول الله قربة قريبة ومن نصرة الإسلام مجد مؤثل>

فكم كذبة ذب الزبير عن المصطفى , والله يعطي بسيفه فيجزل>

“Ia berdiri tegak menepati janjinya pada Nabi dan mengikuti petunjuknya”

“Ia menjadi pembela setia Nabi. Perbuatannya sesuai dengan perkataannya”

“Ia tempuh halangan yang ia lalui dan tak pernah menyimpang”

“Ia bertindak membela kebenaran, karena kebenaran itu sebaik-baiknya jalan”

Demikian sejarah singkat biografi seorang pahlawan besar yang berjuang demi tegaknya panji-panji islam di muka bumi moga menjadi inspirasi umat dewasa ini dalam kesemangatan beriqomatuddien berdakwah memberikan kebaikan pada umat.

Topik :
Siroh

Terkait