Suami Pakaian Buat Istri, Istri Pakaian Buat Suami
Alloh menggambarkan dengan sangat indah dalam surat Al Baqoroh ayat 187
أُحِلَّ لَكُمۡ لَيۡلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمۡۚ هُنَّ لِبَاسٞ لَّكُمۡ وَأَنتُمۡ لِبَاسٞ لَّهُنَّۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَخۡتَانُونَ أَنفُسَكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنكُمۡۖ فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ ١٨٧>
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf[115] dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”.
Fungsi Pakaian ;
Alloh berfirman dalam kitabNya, tentang fungsi pakaian ini yaitu pada Al quran surat Al Arof :26.
1.Sater/penutup dari aib (yuwary sauatikum)
Selain sebagai penutup aurot secara fisik juga sebagai penutup aurot aurot rahasia pribadinya, istilah tempat suami menyimpan segala rahasia dan kekurangan dirinya juga kekurangan rumah tangganya. Dalam konteks ini apabila ada seorang istri yang tidak bias menutupi aurot aurot, kekurangan diri suami ataupun dalam kehidupan rumahtangganya ia bukanlan seorang istri yang ideal dan baik.
Sebagaimana kisah istri pertama Nabi Ismil AS, ketika sang mertua mengunjunginya, sang mertua aliyas Nabi Ibrohim dengan menyamar, tidak mengenalkan identisas pribadinya menanyakan pada sang menantu tentang keadaan rumah tangganya. “Sang menantu pun menceritakan berbagai kesulitan dan kesengsaraan dalam rumah tangganya, ia menggambarkan keadaannya dengan amat sangat memprihatinkan, tentang menu kesehariannya, tentang suaminya, hingga ketika selesai berkunjung, Nabi Ibrahim berpesan kepada si menantu sebuah pesan agar disampaikan kepada suaminya yaitu agar ia mengganti palang pintunya. Ketika Nabi Ismail datang, beliau menanyakan pada istrinya tentang siapa yang tadi berkunjung ke rumah mereka.
Sang istripun menjawab: “Ada seorang bapak tadi berkunjung kesini, serta menanyakan keadaan Rumahtangga kita, setelah aku ceritakan semuanya beliau berpesan agar engkau mengganti palang pintumu.” Mendengar penuturan sang istri tahulah Nabi Ismail akan kunjungan ayahnya serta memahami maksud dan tujuan pesan ayahnya. Nabi Ismail berkata, “Itu adalah ayahku, adapun pesan beliau itu maknanya beliau memerintahkanku untuk menceraikan mu, oleh karenanya aku kan kembalikan mu pulang kepada keluargamu.”
2.Penghias diri (wariisyaa)
Suami istri laksana cermin, saling menggambarkan keadaan keduanya, seorang suami yang berakhlak baik, akan mengangkat derajat sang istri, sebagaimana sang istri yang sholihah mengangkat derajat suami, baik dihadapan Alloh maupun dimata manusia, sebaliknya seorang istri yang cacat agama dan akhlaqnya akan menjatuhkan derajat dan martabat suami, meski ia seorang tokoh berpengaruh. Dalam kontek ini, maka Rosululloh menyarankan dalam memilih pasangan dengan melihat standar agama dan akhlaq.
3. Pelindung dari ancaman kesehatan fisik dan ruh (libaasut taqwa dzaalika khoir)
Seorang istri sholehah akan membantu suami dalam berbagai medan amal sholeh, membantu suami dalam rangka taat kepada Alloh. Menyemangati, kala sang suami lesu, mengingatkan pula bila sang suami tergelincir dalam suatu pelanggaran aturan Alloh. Dalam menjalankan peran ini, tentu saja butuh perangkat perangkat ‘Ulumuddin yang memadai, sehingga ia bisa mengetahui bila arah rumah tangganya mulai keluar dari jalur ketaatan pada Alloh.
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦>
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”. (QS: Al A’rof : 26 )
4.Pelindung dari panas(cuaca) dan bahaya (taqiikumul harro wataqiikum ba’sakum)
Surat An Nahl: 81
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَٰلٗا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡجِبَالِ أَكۡنَٰنٗا وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَٰبِيلَ تَقِيكُمُ ٱلۡحَرَّ وَسَرَٰبِيلَ تَقِيكُم بَأۡسَكُمۡۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُونَ ٨١>
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
Istri juga berfungsi sebagai pendingin, baik pendingin cuaca atau pendingin suasana hati, seperti ibunda Khodijah, yang mampu menenangkan suami yaitu Sang Nabi, kala Beliau ketakutan dan menggigil saat mendapat wahyu perdana. Juga ketika dakwah Beliau mendapat reaksi keras dari kaum musyrikin Makkah.