Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 11, Bentuk Lain dari Nikmat Allah
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ࣖ - ١١>
Asbabun Nuzul
Ada beberapa riwayat tentang asbabun nuzul ayat ini, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ada segolongan orang Yahudi yang membuat makanan untuk meracuni Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabatnya.
Lalu turunlah wahyu yang memberitahukan makar mereka sehingga Rasulullah dan sahabat tidak sampai menyantap makanan tersebut.
Riwayat yang lain juga datang dari Ikrimah yang meriwayatkan bahwa ayat di atas turun berkenaan dengan Bani Nadhir yang berencana untuk menimpakan batu besar ke kepala Rasulullah.
Ketika beliau datang nanti dan telah duduk bersama mereka, mereka memerintahkan Amru bin Jahhas bin Ka’ab untuk menimpakan batu tersebut.
Maka Allah memberitahukan kekejian yang mereka rencanakan, kemudian Nabi dan para sahabat kembali pulang ke Madinah.
Sekembalinya di Madinah beliau perintahkan sahabatnya untuk mengepung bani Nadhir hingga mereka menyerah. (Al Yasiir fi Ikhtishar Tafsir Ibnu Katsir oleh Syaikh Shalih bin Abdullah Humaid: 529)
Intisari Tafsir
Wahai orang-orang yang beriman ingat-ingatlah dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu, dan gantilah dengan selalu bersyukur dan mentaati perintah-Nya, ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya.
Kandungan dari ayat ini adalah bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati orang-orang yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak mencelakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. (Tafsir Ibnu Katsir 3/59, Ruhul Ma’ani, Al Alusi 4: 410)
Hadits
Dari Shuhaib Ar- Rumi r.a. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” (HR Muslim no. 5318)
Panduan Amal
Tips Tafakur Nikmat
- Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah dengan bersungguh-sungguh untuk taat dan beribadah.
- Menyatakan nikmat yang diberi Allah dengan bersyukur (Ad-Dhuha: 11)
- Mengakui dalam hati bahwa nikmat yang diberi berasal dari Allah bukan semata hasil usaha sendiri atau menisbahkan nikmat itu kepada makhluk.
- Menjadikan nikmat yang diberi untuk bekal ketaatan kepada Allah dan bukan untuk bermaksiat kepada-Nya.
- Berhati-hati dari mengkufuri nikmat karena dekat dengan kekufuran sedangkan syukur lebih dekat kepada keimanan.
- Mengamalkan doa-doa yang ma’tsur setiap mendapat kenikmatan.
Khazanah Pengetahuan
Allah memerintahkan kepada kita agar mensyukuri setiap nikmat yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala berikan.
Syukur sendiri bisa dilakukan dengan berbagai macam cara seperti mengucapkan kalimat hamdalah setiap datang sebuah kenikmatan dan melakukan ketaatan kepada Allah sebagai bentuk syukur nikmat.
Istri, anak, harta benda berupa emas atau perak, kendaraan dan ladang adalah sebagian dari nikmat materi yang Allah berikan kepada manusia.
Meski demikian apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik.
Nikmat Allah bukan hanya yang berbentuk materi saja, tetapi perlindungan Allah dan ketentraman yang diberikan Allah adalah nikmat juga.
Seperti makar-makar yang dibuat oleh musuh-musuh Islam dari orang kafir, munafik yang ditujukan kepada umat Islam yang kemudian digagalkan rencana mereka oleh Allah adalah kenikmatan yang wajib disyukuri dengan memperbanyak ibadah dan mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Lalu bagaimana caranya agar nikmat-nikmat itu selalu diberikan kepada kita? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pertama, menyandarkan nikmat kepada zat yang member, seperti mengatakan ‘ini adalah keutamaan dari tuhanku’, kedua, tidak berlaku sombong kepada manusia atas nikmat yang telah diberi dan ketiga, memberikan sesuatu sesuai dengan haknya, keempat, memuji dzat yang telah member nikmat baik dengan perkataan dan perbuatan. (Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Manan oleh Syaikh Nashir As-Sa’di: 405, Ruhul Ma’ani, Al Alusi 4: 410)
Doa Ma’tsur
Doa terhindar dari kekufuran dan kefakiran
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ>
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kemiskinan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau” (HR Abu Dawud no. 4426)