Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47-50: Hukum Syirik
Asbabun Nuzul
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berbicara dengan para pimpinan ulama yahudi, di antara mereka Abdullah bin Shuriya dan Ka’ab bin Asad.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Wahai kaum yahudi, takutlah pada Allah dan masuk islam-lah, demi Allah sungguh kalin tahu bahwa yang aku bawa adalah benar” mereka menjawab: “Kami tidak tahu itu wahai Muhammad, mereka menolak apa yang telah mereka ketahui ilmunya dan terus dalam kekafiran. Maka Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat ini. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 5: 102)
Intisari Tafsir
Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan Ahluk Kitab Yahudi dan Nasrani untuk beriman terhadap Al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pembenar atas kitab-kitab samawi terdahulu.
Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala mengancam, sekiranya mereka tidak melakukan itu, Allah akan mengubah wajah mereka lalu diputar ke belakang sebagai penghinaan atau dihancurkan seperti orang-orang yang berbuat maksiat pada hari Sabtu (Ashabus sabt) atau dikutuk menjadi kera dan babi.
Dan sungguh perkara Allah itu pasti terlaksana, ketika Dia telah menetapkan sesuatu tidak ada yang bisa menghalangi dan menyelisihi-Nya.
Dan Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni orang yang mati dalam keadaan musyrik dan belum bertaubat ketika hidup di dunia, akan tetapi jika ia mau bertaubat sebelum ajal menjemput, Allah akan mengampuninya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, “jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu..”. (QS Al Anfal: 38)
Allah menyebut orang musyrik sebagai muftari atau pembohong lantaran mereka berani berkata palsu tentang keesaan Allah dan mengatakan bahwa Allah memiliki sekutu dari kalangan makhluk, memiliki teman bahkan anak. Mereka ini jelas-jelas telah berbohong.
Syirik ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar mengakibatkan pelakunya ke luar dari agama Islam, serta kekal selama-lamanya dalam neraka bila tidak taubat darinya.
Adapun syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari dienul Islam, hanya mengurangi nilai tauhid dan dapat menghantarkan kepada syirik besar jika tidak segera ditanggulangi. (Tafsir Al-Munir Lizzuhaili: 5: 103, Kitab Tauhid Syaikh Shalih Fauzan dan Kitab Tauhid Syaikh Abdul Wahab At Tamimi)
Hadits
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, Aku meninggalkannya dan sekutunya’.” (HR Muslim no 5300)
Panduan Amal
Contoh bentuk-bentuk syirik di zaman sekarang
- Meminta kepada selain Allah disamping meminta kepada-Nya
- Meyakini bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara yang ghaib
- Menyetarakan cinta pada makhluk dengan cintanya kepada Allah
- Mentaati makhluk dalam hal menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah
- Meyakini bahwa ada makhluk yang sudah mati atau makhluk ghaib yang bisa mengatur dan mendatangkan madharat.
- Membuat undang-undang yang bertentangan dengan syariat Islam
Khazanah Pengetahuan
Sekilas tentang tauhid dan macam-macamnya
Tauhid berarti mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya. Ini merupakan ajaran semua rasul dan pokok semua ajaran.
Jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan jadi tidak bermanfaat dan gugur karena tidak sah tanpa landasan tauhid.
Ulama membagi tauhid dalam tiga macam yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma’ wa Shifat.
- Tauhid Rububiyah adalah: mengakui bahwa tidak ada penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan dan member rizki. Tauhid ini juga diikrarkan oleh orang musyrik dahulu, akan tetapi pernyataan mereka tidak membuat mereka masuk Islam dan membebaskan mereka dari api neraka, karena mereka tidak mewujudkan Tauhid Uluhiyah, bahkan mereka berbuat syirik dengan memalingkan ibadah kepada selain Allah.
- Tauhid Uluhiyah disebut juga tauhid Ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah yang diperintahkan seperti tawakal, khusyu’, takut, meminta pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah lainnya yang Allah perintahkan.
- Tauhid Asma’ wa Shifat yaitu mengimani bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala memiliki zat yang tidak serupa dengan makhluknya dan memiliki sifat yang tidak serupa dengan makhluknya. Dan nama-nama Allah dengan jelas menyatakan sifat-sifat-Nya yang sempurna secara mutlak. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah lewat firman-Nya: “Tidak ada sesuatupun yang menyerupainya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS As-Syura:11) (Kitab Tauhid oleh Shalih Fauzan juz 1)
Doa Ma’tsur
Doa agar terhindar dari syirik
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لاَ أَعْلَمُ.>
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, agar tidak menyekutukan kepada-Mu, sedang aku mengetahuinya dan minta ampun terhadap apa yang tidak aku ketahui.” (HR Ahmad no 4/403)