Menjaga Keikhlasan

Tulisan ini diambil dari khutbah jumat yang disampaikan syaikh Muhammad Ibrahim al Madhi di masjid Syaikh ‘Ijlin, Gaza pada 6 juni 2001 :

“….wahai kalian yang mencintai Allah, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar semua perbuatan kita ikhlas hanya demi Allah. Dengarlah cerita yang sangat berharga berikut ini :

Di salah satu negara di Afrika, tentara islam sedang berperang dengan tentara Bizantium. Jumlah tentara Bizantium 10 kali lipat lebih banyak daripada jumlah tentara muslim. Komandan tentara Bizantium adalah Gregorius dan putrinya.

Putri Gregorius berkata, ‘Ayah, siapakah mereka ini? Mereka hanya segelintir orang saja, jumlah mereka sedikit dan tak lebih dari 15.000 orang. Siapa mereka ?

“Mereka pasukan berkuda dari arab,” jawab Gregorius.

Putrinya berkata lagi, “Ayah, jadikan mereka harta rampasanku.”

Lalu, Gregorius dengan sombong menjanjikan pasukan muslim tersebut sebagai harta rampasan kepada putrnya bahkan sebelum gendang perang ditabuh.

Tapi, Allah berkehendak lain, Gregorius terbunuh dalam peperangan ini dan putrinya menjadi tawanan perang.

Kemudian, komandan pasukan muslim ingin tahu siapa yang telah membunuh Gregorius. Tapi, tidak ada satu pun yang menjawab.

Wahai jamaah sekalian!! Inilah seharusnya kita lakukan ; bekerja, bekerja, dan bekerja ; tidak banyak bicara.

Siapakah yang membunuh Gregorius?! Sang komandan bersuara lantang.

Anak Gregorius berkata kepada komandan pasukan muslim, “Saya tahu siapa yang membunuh ayahku.”

Selang beberapa waktu, Abdullah bin Zubair melewati putri Gregorius. Si putri berkata, “Wahai komandan, dialah yang telah membunuh ayahku.”

Sang komandan kemudian menanyainya, “Wahai abdullah bin zubair, mengapa engkau merahasiakan ini kepada kami?”

Apa tanggapan Abdullah bin Zubair? Perkataannya saat itu masih membekas dalm sejarah islam.

Ia berkata, : “Allah tahu, aku yang membunuhnya.

Menyembunyikan amal sholeh merupakan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh banyak para ulama salaf sholeh.

Terdapat dalam nash-nash baik dari Al Qur’an, Hadits, maupun aqwal salaf sholih akan pentingnya menyembunyikan amal sholeh

Al Qur’an

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ - ٢٧١>

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah, 271)

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - ١٧>

اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًاۗ لَا يَسْتَوٗنَ - ١٨>

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah : 16-17)

Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang-orang tersebut menyembunyikan perbuatan mereka. Maka dari itu, Allah yang maha tinggi menyembunyikan amalan mereka sehingga tidak ada mata yang dapat melihat dan tidak ada telinga yang dapat mendengarnya.

Hadits

ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه>

Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

الجاهر بالقرآن كالجاهر بالصدقة والمسر بالقرآن كالمسر بالصدقة>

Orang yang mengeraskan bacaan Al-Qur’an sama halnya dengan orang yang terang-terangan dalam bersedekah. Orang yang melirihkan bacaan Al qur’an sama halnya dengan orang yang sembunyi-sembunyi dalam bersedekah.” (HR. Abu dawud dan At Tirmidzi)

Aqwal Salaf

Sufyan bin Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, “sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.”

Al Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia.”

Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.”

Allah maha tahu apa yang kita kerjakan. Tidak perlu semua manusia mengetahuinya. Dengan keluhuran akhlak seperti ini, kaum Muslimin pasti jaya.

Topik :
Nasihat Kisah

Affiliate

Terkait